Apakah aku sudah boleh memimpikanmu hanya karena beberapa kali kalimat-kalimatmu ternyata memancing lengkungan senyumanku ?
apakah wajahku sudah pernah mengganggu tidurmu hanya karena kau berulang kali membuka-buka sebuah gambar wajahku yang tak sadar kamu simpan ?
apakah kita sudah boleh membuat panggilan nama lain yang hanya kita berdua yang gunakan hanya karena tak sengaja beberapa kali kita terlanjur menggunakanya dalam percakapan kita akhir-akhir ini?
apakah kamu sudah mulai merasa ada yang panas menjalar didarahmu lalu mengganggu kepalamu dan membuat nafasmu memburu lelah padahal kamu hanya membaca kalimatku yang menggaungkan nama lelaki lain? karena ternyata aku sudah begitu.
apakah kamu mulai berkeringat dingin dan cemas setiap lama sekali tak mendapati kalimatku dalam layarmu atau mulai gelisah ingin mendengar suaraku sesekali? kita sama jika begitu.
apakah aku sudah boleh senang sekali saat tahu kamu sudah tidak ingin disatu-kalimatkan dengan lelaki lain dalam percakapan kita? kau boleh begitu juga agar Tuhan membolehkan kita.
apakah kita sudah boleh saling mengingatkan tentang hal-hal sepele. saling menjelaskan tentang kebiasaan-kebiasaan, saling bertukar apa - apa yang kita sukai dan tidak, lalu kita saling mengejek, membenarkan, menyalahkan, memaafkan, mengihibur, dan tertawa dalam selarik kalimat? tapi kita terlanjur melakukanya belakangan ini.
apakah tidak apa-apa jika kita sudah seperti ini padahal lama sekali tanganmu itubelumtidak bersentuhan dengan jari-jariku, matamu itu belum berkacalagilangsung pada dua bola mataku, dan nafasmu itu belum menguasai tengkukku, bahkan sudah lama sekali rasanya senyumanmubelumtidakpernahlagi kau hadiahkan secara langsung pada cemberutku dan bahkan suara kita belum saling menyapalagi?
apakah Tuhan tidak setuju jika kita terburu-buru seperti sekarang ini?