Minggu, 18 Maret 2012

Rindu

yang menggerak jemariku kali ini adalah rasa rindu yang amat berat yang telah menyesaki pembuluh darahku. yaa, rindu pada bapak dan ibu yang sangat, membuatku menarikan lagi jemariku.
rasanya masih terasa sekali dilidah ini, bagaimana rasa masakan yang beliau buat dengan omelan-omelan setiap pagi untuk datang membantunya, untuk tak kembali tidur setelah sholat subuh, untuk tak bersantai di pagi hari, untuk melakukan aktifitas apapun yang berguna dipagi hari.

aaahhh... iya, kami sekeluarga sering sekali menggerutu dalam hati. aku bahkan berani menebak, bapak juga menggerutu tentang kecerewetan ibu setiap pagi, tentang kebiasaan ibu mengulang-ulang perintahnya sampai kami mengerjakan apa yang dia minta.
berisik sekali rumah kami setiap pagi. suara pengajian dari radio yang didengarkan bapak, suara berita di televisi, suara minyak panas yang dimasuki calon lauk pauk kami oleh ibu, suara lagu-lagu dari kamarku dan suara perintah- perintah dan omelan ibu.
tapi bagaimana kami bisa memungkirinya, itulah yang membuat kami selalu ingin ada dirumah.

bapak, nyatanya sejauh apapun itu selama masih hitungan beberapa jam, dia tak akan mau menginap dihotel untuk  sebuah acara yang seharusnya dia menginap. dia memilih pulang, melepaskan lelahnya dijalan seharian hanya untuk mendengar suara ibu.
adikku, sesebal apapun dia karena menjadi orang yang paling sering diomeli, tapi dia tak pernah sekalipun mendiamkan ibu. dia bisa saja marah pada kami, bahkan pada ibu, kesal, sebal, tapi tetap saja dia mengajak ibu berbicara dan teteap saja dia mengerjakan yang ibu minta.

aku, bagaimanapun sekarang jauh sekali memanjangkan tanganku untuk menyentuh pipi keriputnya itu.
aku rindu sekali dibangunkan untuk membantunya barang mengupas bawang untuknya. aku rindu sekali diberi pilihan mencuci piring atau menyiram bunga olehnya. aku rindu sekali dimintanya mengantar beberapa makanan untuk para tetangga dekat rumah. aku rindu sekali bagaimana rasanya sentuhan-sentuhan jemari kasarnya yang dikepalaku. aku rindu sekali padamu ibu.

tulisan ini dibuat karena seorang teman yang mengirimi pesan, bapak baru saja merequest lagu campursari kesayanganya, cinta tak terpisahkan. dan seperti biasanya, bapak meninggalkan acara sesaat sebelum lagunya akan diputar.

bapak. lihatlah, laki-laki paruh baya yang selalu merepet sana sini saat mencari sesuatu yang menurutnya hilang, padahal menurut aku dan ibu pasti dia hanya lupa menaruhnya. lihatlah bapak, yang selalu tidak suka ibu membersihkan meja kerjanya. yang selalu tidak suka barang-barangnya dipindah tanpa ijinnya karena dia takut akan merepet memarahi semua orang karena mengira barangnya dihilangkan.

laki-laki yang semasa kecilnya kenyang makan nasi dan garam saja itu, tak sekalipun dia membalas semua keluhanku yang kuhujankan padanya tiap hari dengan keputus asaan. lihatlah, aku mengeluh kecapean, aku menguluh pulang malam karena lembur, aku mengeluh banyak tugas menumpuk, lihatlah jawaban bapak yang selalu sama "istirahat yang cukup anakku, makan yang banyak, buah dan sayurnya. obat jangan lupa dimakan, jaga kondisi kamu selama jauh dari rumah. kesehatan kamu yang utama.oke, ya?" astaga, aku menangis saat menuliskan ini. aku tak pernah lelahnya mengeluh, dan selalu itu jawaban bapak untuk semua keluhanku. apapun. dengan jawaban selalu sama.

aku rindu nonton bola bareng bapak, aku rindu perdebatan pagi hari tentang score bola semalam, tentang jalannya pertandingan GP semalam, aku rindu membicarakan politik didepan televisi bersama bapak. aku rindu membahas masa depan di teras rumah sambil menunggu pedagang makanan lewat bersama bapak, aku rindu buku-buku yang selalu disuruh bapak untuk dibaca, aku rindu membahas tentang isu-isu agama yang sedang dibicarakan banyak orang, aku rindu bapak.

1 komentar:

thanks for your sweet comments on my blog! will reply it as soon as it possible :D