Rabu, 20 Juni 2012

surat dalam pos maya untuk bapak

Assalamu'alaikum, Bapak.
sebelum anakmu banyak mengabarkan, aku ingin mencium kakimu dari jauh. bukan ibu saja, kan yang boleh kuciumi kakinya. kakimu itulah yang menandai seluruh penjuru kota kita dengan peluh demi membesarkanku. kedua kakimu yang sering nyeri tapi tak kau rasakan demi kami, keluarga kecilmu.

bapak, engkau ingat percakapan - percakapan kita di teras rumah sambil menunggui para pedagang kesukaanku lewat itu? banyak sekali. tentu saja terlalu banyak yang harus pria paruh baya seperti bapak ingat daripada celotehan-celotehan sore kita.

kadang, ketika tidak ada bahan yang kita obrolkan. ketika semua buku sudah habis kita baca, kemudian bapak suka membicarakan masa depan. ah. bapak tentu ingat dengan jelas, aku selalu terdiam setiap bapak mulai membahas masa depan. segalanya tentang masa depan. segalanya. aku, saat itu memang sedang bebal dan acuh pada masa depan. saat itu aku sangat egois, pak. jadi tak pernah mau membalas segala kalimat bapak, aku hanya tersenyum dan nyengir untuk nasehat yang seharusnya kudengar baik-baik. selama bertahun-tahun.

tapi, aku mendengarkanmu, pak. aku mengingatnya. semua.

mungkin sebagian dari masa depan yang selalu kita bicarakan sudah dilukiskan Tuhan dalam kanvas kecil yang bapak siapkan dengan segala doa diatas sejadah itu. ah. 

bapak, bolehkan putrimu ini tahu, apakah pernah sekali waktu bapak berdoa meminta pada Tuhan agar kelak, ketika kita berjauhan, Tuhan mengirimkan malaikat serupa bapak untuk menjagaku dengan tangan-tangannya yang telah dititipi Tuhan menyerupai tangan yang selama ini mengelus kepalaku dengan lembut?

aku ingin memberitahu bapak, Puji syukur kepada Tuhan semesta alam, pak. jika iya bapak pernah berdoa seperti itu, Tuhan telah mengabulkannya. bapak sudah boleh berterimakasih kepada-Nya.

 lelaki ini, mungkin tidak persis seperti yang selalu bapak jelaskan dalam rencana masa depan di teras setiap senja lenggang tanpa buku di tangan kita itu, pak. tapi setidaknya, aku berani mempertaruhkan segala mimpi ku untuk mengatakan pada Bapak, lelaki ini akan membuat Bapak tersenyum mempersilakannya duduk disamping bapak dalam foto keluarga kita.

tidak. dia bukan lelaki tampan seperti lelaki idaman ibu di dalam televisi itu. ah. sepertinya Bapak diusia yang hampir setengah abad jauh lebih tampan darinya. ah. dia pasti protes setelah ini. iya. itu sekarang. Bapak, masih lelaki paling tampan yang pernah diciptakan Tuhan dalam hidupku. aku bisa iri pada Ibu yang bisa membuat Bapak jatuh cinta. 
tapi nanti, ketika penghulu dan semua saksi sepakat meneriakkan SAH didepan Bapak, dan dengan tersenyum bapak melepas jabat tangan lelaki ini, mungkin, dia akan menjelma menjadi lelaki paling tampan setelah lelaki milik Ibuku . saat itu, kuharap Bapak tidak iri padanya.

apa dia lelaki yang bisa menjadi Imam seperti bapak selama ini? mungkin dia memang tak sehebat bapak. tapi, kan. bapak bisa mengajarinya dan mengajari kami berdua agar tegak kaki kami ketika berdiri diatas sejadah, agar lancar mulut kami menghiaskan rumah kami dengan ayat-Nya setiap waktu.

tidak. sungguh. jangan berfikir aku sedang mencoba membandingkan Bapak dengannya. sungguh. sedebupun aku tak punya maksud seperti itu. kemanalah aku mencari pengandaian lain selain satu-satunya lelaki yang selama ini kukenal dicemburui semesta karena nyaris sempurna dimata keluarganya.

baiklah. aku berhenti saja. kata-kataku tidak akan cukup membuat engkau mempercayai putri kecilmu yang dulu suka bandel mencari banyak alasan. bukanlah lebih baik jika dua lelaki yang sedang kubicarakan ini bertemu?  nanti, bapak boleh berterimakasih padanya sudah ikut cerewet seperti ibu dalam mengingatkan putrimu yang pelupa ini.

oh iya. bapak, nanti jika kita bertemu, kita duduk diteras menunggu senja tenggelam dalam suara adzan sambil kembali membicarakan masa depan lagi ya? aku kali ini tidak akan diam saja. aku janji akan membuat bapak tidak bertutur tanpa balas lagi seperti bertahun-tahun selama ini.
Jaga kesehatan Bapak. mungkin aku belum lebih berpengalaman dibanding lelaki paruh baya ini, tapi setidaknya dengarkan setiap kecrewetan putrimu di pesan dan telfon tentang mengubah pola hidup itu.

ohiya, apa bapak mau titip salam pada lelaki yang ada dalam doa bapak, tadi?

bumi sehasen, menjelang akhir juni.
putrimu.


2 komentar:

  1. hayooooooo!!!!!!!!!!!!!!!! syp tuh cowok,,,tol???
    pria yg ada di dalam doa bapakmu itu???
    kpn Q dpt undanganny???
    ayo,,kenal kan lah,,tol!!!!!!!!!!!
    Q kaget loh pas baca artikelmu yg ini...
    yang terlintas dlm pikiran Q,,, mgkn detol sgera menyusul fira... :)

    BalasHapus
  2. yang terlintas dalam pikiranku, mungkin (semoga) ribuan malaikat di istana Tuhan sana ikut mengamini kalimat terakhirmu :)

    BalasHapus

thanks for your sweet comments on my blog! will reply it as soon as it possible :D